Tes SIM A di Jepang (Gaimen Kirikae) hingga lulus


Untuk dapat menyetir di Jepang, kita sbg warga Indonesia harus mengkonversi SIM A ke SIM Jepang (gaimen kirikae). SIM A indonesia atau SIM Internasional ga berlaku ya di Jepang? Sayang sekali, Indonesia termasuk salah satu negara yang SIM nya tidak dapat digunakan di Jepang. Tetapi pemerintah Jepang memberi keringanan untuk dapat mengkonversi SIM A ke SIM Jepang supaya dapat menyetir di Jepang. Jika kita ikut tes reguler, yang belum punya SIM A di Indonesia, maka dana yang dihabiskan bisa mencapai 30 juta minimal klo student yaa. Koq mahal banget? karena ada sekolah kursusnya di Jidousha Gakkou sekitar 2-3 bulan, dan tetap ada tes prakteknya di akhir.

Pilihan yang lebih murah ya gaimen kirikae atau mengkoversi SIM. Sebelum daftar, siapin dulu beberapa syaratnya ya :
1. Japanese Translation of Foreign Driver’s License (SIM A yang ditranslate ke bahasa jepang). Caranya, bisa dilihat lengkap di web JAF ini ya. Untuk biaya dikenakan 3,000 yen + 500 yen untuk postage. Dipastikan SIM A masih aktif dan berlaku 3 bulan terakhir.

2. Fotocopy Jyuuminhyo. yaitu KK yang biasanya kita dapatkan dari cityhall.

3. Paspor asli, kalau ada paspor lama boleh sekalian dibawa

4. SIM A

5. Residence card

Setelah syarat-syarat tersebut lengkap, maka lebih baik membuat janji dengan telepon ya, jadi tahu kapan kita boleh mendaftar langsung ke Menkyo Center di daerah masing-masing, bisa dilihat di sini ya lokasi menkyounya. Karena kebetulan sedang winter, untuk mendaftar waktunya cukup singkat, cuma menunggu 4 hari. Biasanya kalau musim panas, bisa sebulan untuk dapat jadwal. Semua dokumen tersebut akan dicek terlebih dahulu. Nah kalau di tempatku di Kanazawa, ada interview sekitar 10-15 menit mengenai bagaimana kita dapat SIM A di indonesia, proses tesnya, pernah kursus ga, dsbnya. Nah di sini kita bakal diinterview dengan bahasa jepang, jadi kemaren aku bawa teman sebagai translator. Kuncinya, jangan ragu ketika menjawab, walaupun dalam bahasa indonesia. Karena polisi bakal lihat gerak-gerik kita.

Setelah interview, diminta menunggu hingga selesai cek dokumen. Ternyata ada dokumenku yang kurang, yaitu letter of statement yang dikeluarkan dari kepolisian di Indonesia. Isinya menyatakan bahwa kita tidak pernah terlibat kecelakaan dan sbgnya. Sebaiknya surat ini dipersiapkan ketika kita mau berangkat ke Jepang, atau bisa juga dikirim dari Indonesia ketika sudah di Jepang. Karena punyaku sudah disiapkan terlebih dahulu, petugas meminta untuk membawa pada kedatangan berikutnya, sekalian waktu tes teori nanti.

Sebelum memutuskan untuk lanjut tes teori, lebih baik ambil latihan menyetir (renshuu) dulu. Mungkin kita ngebayanginnya aturan menyetir bakal sama ya, padahal ada beberapa perbedaan aturan menyetir di Jepang. Latihan ini aku ambil 2 jam dengan biaya hampir ichiman :D. Tapi sangat disarankan ambil latihan ya, lokasinya kalo di tempatku, di menkyou juga, tapi bangunan di sebelahnya. Bisa buat janji dengan telepon, sehingga kita bisa datang pada hari H saja. Selama latihan, 1 jam diajarkan di rute latihan, mulai dari memberi salam pada penguji, cek keadaan bawah sekeliling mobil, dan sebelum naik, cek keadaan kanan kiri. Sejam kemudian, kita diajak ke rute praktek SIMnya, sehingga kita bisa langsung membayangkan bagaimana nanti ketika tes sebenarnya.

Kedatangan selanjutnya, ke 5 syarat sewaktu pendaftaran awal dibawa lengkap dan diperlihatkan kembali untuk dicek. Mungkin karena petugasnya beda orang, surat letter of statement punyaku yang dulu diminta untuk dibawa tidak diminta, jadi langsung diminta foto yang bisa kita buat dilantai bawah dengan tempat foto otomatis dan membayar 800 yen. Setelah mengumpulkan foto, diminta membayar 2,550 yen untuk tes teori. Persiapan tes teori bisa dipelajari di rumah terlebih dahulu ya. Aku kemaren membaca buku rules of the road dan dari website ini juga lumayan lengkap contoh soal tes teori dan rambu-rambu lalu lintas di jepang. Tes teori biasanya mudah, 10 soal selama 7 menit. setiap soal ada gambar, dan hanya menulis bentuk bulat untuk benar dan silang untuk salah. Setelah itu diminta tes mata dengan huruf C yang diubah2 arah dan diperkecil serta tes warna lampu merah (merah,kuning, hijau). Minimal kesalahan hanya boleh 3, lebih dari itu dinyatakan tidak lulus.

Setelah dinyatakan lulus, aku ditawari tes praktek di hari yang sama karena masih ada slot kosong. Diminta bayar 1,450 yen dan mempelajari rute tes prakteknya. Di kanazawa, rute akan berubah setiap harinya. Jadi belajarlah pada rekan yang pernah tes SIM ya, karna pasti mereka sudah punya catatan rute. Untuk kirikae, rute yang diberikan ada 6, dari no 11-16. Ada waktu 10-15 menit biasanya untuk kita menghapal rute sebelum tes. Dalam hal ini aku belajar rute dari catatan suami yang pernah lulus di tes praktek ke 7, sehingga semua rute sudah dijalani suami. Rasa deg2an ketika nama dipanggil untuk turun tes ga terbayangkan. Penguji pertamaku orangnya baik, dan juga orang yang meluluskan suami di tes ke 7 nya. Tapi sayang, aku masih sering lupa untuk menyalakan lampu sign 30 meter sebelum belok, kurang cek ketika melewati mobil parkir dan tidak mengambil jalur kanan ketika mau belok kanan.

Karena dinyatakan belum lulus, maka diminta atur jadwal lagi untuk tes berikutnya. Lanjut minggu depan di jadwal kosong, mengulang kembali prosedur dan membayar 4000 yen untuk setiap tes praktek. Dapat penguji yang kata suami cukup galak, dan benar ketika selesai tes, kalau dalam bahasa kitanya di cerewetin ya :D. Katanya aku nyetirnya lambat, sama orang sepedaan aja lebih lambat. Trus terlalu lebay kebanyaan cek. hahaha. Ketika di pertigaan juga melewati garis karena tiba-tiba bingung jalannya. Pantang menyerah, lanjut tes praktek ke 3, dapat penguji yang baik kali ini. Kurangnya karena aku ketika belok tidak mepet kiri,karena peraturannya mobil harus tidak lebih dari 30cm dari batas jalan kiri.

Lanjut lagi besoknya cuma beda 1 hari untuk tes ke 4, berharap lulus, dan ternyata masih belum. Kesalahannya ketika di pertigaan terlalu ke kanan dan jalannya agak lambat. Sedih banget kali ini, hingga sempat bilang suami untuk ga mau tes lagi. Tetapi suami terus menguatkan untuk ga pantang menyerah. Ketika tes ke 5, aku juga buat kesalahan di pertigaan lagi karena tidak ada tanda T di bagian beloknya, dan ketika ingin belok kanan tidak mengambil jalur tengah. Tapi dikuatkan hati untuk maju terus ikut tes selanjutnya.

Tes ke 6 salju lumayan deras turun, dan ini membuat menkyou agak sepi. Ternyata yang tes di hari itu cuma aku sendiri, dan mulainya juga agak lambat karena menunggu salju agak reda. Ketika namaku dipanggil, kulantunkan surat alfatihah serta ayat kursi untuk menenangkan dan fokus. Ternyata aku dapat penguji yang pernah tes aku di tes ke 3 waktu itu. Beliau sempat mengajarkan kembali rute tes sebelum mulai. Ku fokuskan konsentrasi dan memulai menyetir. Alhamdulillah 10 menit tes ku lalui dengan lancar, walau sempat melewati garis ketika berhenti di perempatan lampu merah, tapi langsungku mundurkan. Ketika sampai kembali di garis finish, penguji langsung bilang ok. Seketika air mataku langsung mengalir, ternyata itu waktu yang tepat untukku mendapatkan SIM di Jepang. Beliau juga sempat bertanya anakku siapa yang jaga di atas, karena penguji ku ini orang yang menerima berkas ketika mendaftar di atas. Jadi beliau tahu kalau aku bawa anak.

Ketika naik, langsung ku bilang suami kalau lulus, suami langsung memelukku dan sujud syukur atas kelulusanku. Ternyata jika mendapatkan sesuatu dengan usaha yang cukup besar, effort yang kita dapatkan juga besar ketika berhasil mencapainya. Karena yang tes cuma aku sendiri, maka penguji langsung meminta turun untuk mencetak SIM. Sebelum itu diminta untuk foto dan membayar 3,000 yen (sudah termasuk 1,000 yen sebagai sumbangan bagi volunteer di jalan raya yang membantu anak-anak sekolah menyeberang). Jam 3 sore SIM ku sudah di tangan, dan ternyata masa aktifnya hanya 2,5 tahun. Pikirku, nanti tinggal diperpanjang saja karena masih 3 tahun di Jepang.

Jadi total dana yang digunakan selama tes gaimen kirikae ini : (3,500 (translate JAF) + 9,650 (latihan nyetir) + 4,000 x 6(tes praktek sebanyak 6 kali) + 3,000 (cetak SIM) : 40,150 yen. kalau dikonversi jadi sekitar 5 juta rupiah ya. Untuk diketahui harga mobil second kecil tahun 2010 ke bawah juga ada yang 5 juta ya. Sungguh banyak dana yang dikeluarkan hanya untuk tes SIM ini, tetapi di Kanazawa sangat dibutuhkan karena transportasi umum di sini cukup sulit dan mahal, tidak seperti di Tokyo dan Osaka yang banyak moda transportasi umum.

Diterbitkan oleh ohayonina

u can know about me if u know me first,right,,,

Tinggalkan komentar